- Bab ini dimulai dengan mempelajari berbagai jenis larutan yang dapat dibentuk dari tiga keadaan materi, yaitu: padat, cair, dan gas. Larutan juga dicirikan oleh jumlah zat terlarut yang terdapat sebagai larutan tidak jenuh, jenuh, dan lewat jenuh. (12.1)
- Selanjutnya akan dipelajari tentang pembentukan larutan pada tingkat molekuler dan melihat bagaimana gaya antarmolekul mempengaruhi energitika proses larutan dan kelarutan. (12.2)
- Selanjutnya mempelajari empat jenis utama satuan konsentrasi — persen berdasarkan massa, fraksi mol, molaritas, dan molalitas — serta interkonversinya. (12.3)
- Selanjutnya mempelajari suhu secara umum memiliki pengaruh yang nyata pada kelarutan gas, cairan dan padatan. (12.4)
- Selanjutnya mempelajari bahwa tekanan tidak mempengaruhi kelarutan cairan dan padatan, tetapi sangat mempengaruhi kelarutan gas. Hubungan kuantitatif antara kelarutan dan tekanan gas diberikan oleh hukum Henry. (12.5)
- Selanjutnya mempelajari bahwa sifat fisik seperti tekanan uap, titik leleh, titik didih, dan tekanan osmotik dari suatu larutan hanya bergantung pada konsentrasi dan bukan pada identitas zat terlarut yang ada. Pertama-tama mempelajari sifat koligatif ini dan aplikasinya untuk larutan nonelektrolit. (12.6)
- Selanjutnya memperluas pelajaran tentang sifat koligatif untuk larutan elektrolit dan mempelajari pengaruh pembentukan pasangan ion pada sifat-sifat ini. (12.7)
- Bab ini diakhiri dengan pelajaran singkat terhadap koloid, yang merupakan partikel yang lebih besar dari molekul tunggal yang tersebar di medium lain. (12.8)
Sebagian besar reaksi kimia terjadi, bukan antara padatan murni, cairan, atau gas, tetapi di antara ion dan molekul yang terlarut dalam air atau pelarut lain. Dalam Bab 5 dan 11 telah dipelajari sifat-sifat gas, cairan, dan padatan. Dalam bab ini dipelajari sifat larutan, konsentrasi terutama pada peran gaya antarmolekul dalam kelarutan dan sifat fisik larutan lainnya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.